Jumat, 21 Oktober 2011

[Chapter 1] Professor Layton and the Curious Village

Most of the pic's credits (c) Professor Layton Walkthrough


Ya, jadi... Karena penasaran dan bener-bener kurang kerjaan, mari kita isi blog ini dengan review game Professor Layton. No puzzle solution though, hanya progress dan jalan ceritanya. Game dimulai dengan kita yang disuruh mengisi nama kita sendiri.

liat, friendly banget kan kita sama mereka?
sayangnya figur kita... botak /dhuar

Jadi ceritanya, Luke mengirim surat ke kita; surat yang menceritakan pengalamannya dan Layton dalam memecahkan misteri yang sangat rahasia, dan harus mereka simpan seumur hidup mereka (anehnya kok diceritain ke kita ya?). Adalah seorang kaya bernama Baron Augustus Reinhold yang meninggal, di wasiatnya tertulis demikian; "Siapapun yang bisa menemukan Apel Emas, bakal dikasih seluruh wilayahku." Namanya juga orang kaya, pasti banyak yang nyari lah.



Anehnya, gak ada yang pernah denger Apel Emas sebelumnya. Yo wes, mulainya bener-bener dari titik nol. Dan sebenernya yang nyelesein puzzle dan membantu mereka sampe ke akhir itu kita, bukannya mereka sendiri (fuu)

Lanjoet.

Nah, kenapa Hershel Layton, yang notabene hanyalah seorang dosen Arkeologi di universitas terkemuka, bersama asisten (self-proclaimed)-nya Luke Triton yang sepertinya baru menginjak usia belasan tahun di game pertama ini, diundang oleh sang istri dari sang konglomerat untuk mencari tahu apa itu Apel Emas yang sebenarnya?

Karena dia melihat namanya saat membaca sebuah artikel koran.

Gitu doang? Iya, gitu doang.

aku Peta, aku Peta, aku PETAAAA!!

Anyway, peta menuju lokasinya aja merupakan sebuah puzzle. Puzzle yang gampang banget, tapi makin ke belakang makin maknyus. Apalagi jumlah puzzlenya ada 120-an... Mantap. Oh iya, untuk memudahkan pembaca agar memahami dan tidak bosan, reviewnya dalam bentuk fanfic aja ya? Oke, sip.

Tugas menulis jurnal sudah diserahkan pada Layton sendiri, dan Layton serta Luke bertugas memecahkan puzzle. Dan karena tidak diberitahu yang mungut Hint Coins serta nyusunin bonus dan juga yang mengatur furniture siapa... (serta mencuci, menyeterika, dan membelikan atau memasak makanan buat mereka behind the screen)

Mari kita serahkan pada Frau, OC abadi Author. Iya, Author gak kreatif. Tampilannya kayak gimana? Arisato Minato dari Persona 3 dan singkirkan pokerfacenya /dor Mari kita asumsikan dia adalah seorang pemuda pengelana berumur 16 tahun yang nyasar di tengah jalan, dan boleh numpang sampai ke St. Mystere. Bahkan nama desanya saja sudah sangat mencurigakan, pemirsa *ala Silet*

Karena tidak ada tujuan dan tidak jelas mau ngapain, jadilah Frau mengikuti dua orang yang sebenarnya sangat janggal pakaiannya di masa sekarang itu masuk St. Mystere. Mereka untungnya tidak mempertanyakan pakaiannya yang bagaikan seorang Ranger di Emil Chronicle Online. Dan juga identitas selain nama dan umur. Aneh sekali.

Kembali ke topik. Mari kita lihat halaman pertama jurnalnya.


interesting and fascinating... Perfect

Setelah memecahkan beberapa puzzle dan berhasil masuk ke dalam desa yang sepertinya sangat terisolasi, kecil, dan asri (dan Frau berhasil menemukan 9 koin nyelip di berbagai tempat yang aneh-aneh), dimulailah perjalanan mereka sepanjang game ini...


chapitre uno /ngaco

Sejauh ini mereka sudah bertemu dengan Franco, sang penjaga gerbang; Stachen yang sepertinya adalah maskot game ini /dilempar; Ingrid, nenek-nenek di depan penginapan; Percy, kakaknya Ron sang novelis kota; dan Marco, orang yang menghalangi jalan. Kesemuanya memberikan puzzle kecuali Stachen yang memberitahukan mengenai hint coins.


Dari kejauhan sudah bisa terlihat puncak vila yang megah. Tanpa sepengetahuan si rambut biru, Layton dan Luke memutuskan untuk waspada terhadapnya karena kemisteriusannya. Dan juga kebetulan yang aneh kalau ada yang bisa masuk ke St. Mystere dan mengetahui tentang keberadaannya... secara normal, sih.


Melewati sebuah jalan setapak, dinanti oleh seseorang berbibir seperti ikan Cod. Namanya diketahui sebagai Ramon. Sementara Layton diduga sebagai Layton palsu, Frau menemukan 3 lagi hint coins. Heran, kok koin disebar-sebar. Ketika dia menengok, terlihat kalau sepertinya sudah selesai perdebatan mereka (dengan Layton memecahkan satu puzzle lagi).


Ramon sepertinya melepaskan pandangan curiga kepada Frau, namun karena dia hanya menelengkan kepala bingung, dibiarkannya saja.


Dan mereka pun sampai setelah mengarungi sungai yang indah dari seberang...






Lanjut ke chapter berikutnya, wokeh? Siiip. *kabur nerusin TWEWY*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar